Jumat, 15 November 2013

Universitas dan kehidupan baru, tetap dengan naungan rahmat Sang Illahi Robbi dan doa Mama dan Papa

Terkadang perasaan ini muncul saat di mana aku sedang tidak sibuk dengan dunia baruku. Ya! Kuliah, perkuliahan dan tempat kuliah. Nulis aja jadi makin tertunda karena perasaan ini muncul. Bukan malas, tapi yaa rasanya belum tepat aja mungkin gitu, hehehee. Masih inget sama impian sendiri yang mau jadi penulis disamping mengajar mahasiswa nanti, alias menjadi dosen. Emang yaa, kadang impian itu mau berubah-ubah sendiri loh, karena awal yang ditulis itu saat membayangkan jika saya kuliah di sana, di tempat itu, yang itu dan bukan yang ini.

Allahu akbar, Tuhan ku memliki rencana yang lain yang lebih baik dari pada apa yang aku inginkan sebelumnya untuk berkuliah di tempat yang itu, bukan yang ini, tapi, aku ngga pernah nanya-nanya tuh kenapa aku jadi kuliah di sini, mungkin awalnya karena mepet nyari universitas negeri, tapi akhirnya Allah mengabulkan doaku dan menempatkanku di tempat yang ini, yang baik untuk masa depanku nanti, Insya Allah berkah.

Aku menjalani hidupku dan kehidupan baruku saat ini dengan senang hati. Walau kadang terlintas bayangan akan berkuliah di universitas itu nanti, setelah tamat fast track disini. Masih ingin menjelajahi negeri Eropa, Jerman yang pertama. Aku seakaan tidur dari mimpiku saat ini dan belum bangun. Ya! Belum bangun dari kenyataan ini. 

Jujur, memang ku akui, kuliah jauh dari orang tua ternyata seperti ini rasanya. Walau jarak kami hanya 8jam perjalanan darat dengan bus. Tapi rasanya berbeda sekalii... Pulang sekolah yang biasanya langsung disuruh makan dan diomelin kalau ngga makan malem eh sekarang ngga ada yang nyuruh makan, ngga ada yang ngomelin, ngga ada yang masakin, ngga ada yang bangunin aku kalau mau berabgkat kuliah.

Dulu waktu masih di rumah mau berangkat sekolah udah disiapkan sarapan, tinggal makan, cium tangan , cipika cipiki langsung berangkat. Sekarang mau makan aja mesti nyari dulu... yaaa kemandirianlah yang dituntut harus dimiliki oleh anak kost seperti ini. Bangun tidur bangun sendiri, makan nyari sendiri, kadang kalau lagi pengen masakan mama, bingung nyarinya. Ngga ada yang sama kaya apa yang mama masak buat aku. Rasanya ngga ada yang seenak masakan mama selagi aku berada di restoran sekalipun. Mama emang selalu is the best buat aku.

Inget baru beberapa hari lalu aku sakit. Masuk angin diobati sama mama, di ajak ke dokter sama papa ternyata sakit radang usus, muntaber, dan darah rendah, diambilin makan, disediain semuanya deh, Sampai waktu mau pulang aja Papa nganterin aku beliin tiket bus dan nungguin sampai busnya berangkat. PAdahal ya, masih banyak kerjaan mereka di rumah selain ngurusin aku yang sakit.

Ngga tau kenapa tiap kali ditelepon sama papa dan mama selalu nangis, mungkin karena rindu ini yang makin menggebu. Ternyata rasanyaa seperti ini jika hidup mandiri ngga ada mereka di samping aku, tapi cinta mereka dan wajah mereka selalu ada di hatiku. allah senantiasa mengabulkan doaku agar merek diberi kesehatan dan panjang umur, rezeki yang melimpah dan dilindungi di mana pun mereka berada. Kasih mereka sampai saat ini memang tidak pernah berkurang sedikit pun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar