Senin, 27 Februari 2012

Tak Harus Memiliki

Ketika sore itu aku tengah duduk termenung dalam lamunanku. Bukan hal yang asing lagi jika aku termenung seperti ini. Suara apapun kuhiraukan layaknya manusia yang tak berpendengar sekalipun. Dalam lamunanku itu aku kemnali terbayang beberapa tahun silam. Pesta yang megah, mewah bahkan sangat mengembirakan bagi sepasang merpati itu. Yaaaa ! benar memang adanya. Rasanya saat itu hatiku hancur mrndapati  hal tersebut. Aku tak menyangka, aku tak percaya dan aku juga tak dapat mencegah segalanya yang tengah terjadi pada hari itu. Agustus 2008 silam. Saat ini sudah lama berlalu . namun kenangan indah tak secepat itu aku lupakan.
 Walaupun kini aku setengah sadar menjalani  kehidupan Tuhan yang indah ini. Dimbang hidup dan mati, aku perlahan melupakan semua itu. Tetapi, apalah dayaku untuk dapat kembali ceria seperti dulu. Saat bahagiaku duduk berdua dengannya, semua selalu bersama. Hingga akhirnya hari pernikahan itu terjadi dan aku hanya dapat tersenyum memandangi semua itu. Kau tersenyum melihatku, tetapi, perlahan aku membalikkan tubuhku dan seraya itu aku menitikkan air mata kekecewaan. Sampai saat ini aku masih mencintaimu, menyayangimu seperti saat beberapa tahun yang lalu. Sama seperti amu yang mencintaiku apa danya, walau kita tak dapat bersama.

Saat kita pertama bertemu, menjalin hubungan itu dan aku hanya dapat tegar merataapinya. Wanita yang mana tak ingin bahagia bila kekasihnya setia. Wanita yang mana tak sakit hatinya bila putus cinta..... Tuhan, andai dia tau, bila menjadi aku sejuta rasa dihati. Lama tlah kupendam. Tapi kutakkan pernah mengatakan. Jujur, aku tak sanggup, aku hanya bersandiwara selama ini untuk dapat terus tersenyum dihadapanmu.
mungkin aku harus mengatakan yang sebenarnya kepadanya. Tentang rasa ini, hati ini yang sangat perih, luka, sayatan itu, dan . . . air mataku yang tak pernah ada henti-hentinya menangisi segalanya. Sampai ketika aku menuliskan ini, aku masih setia, aku masih sendiri, aku masih berlinang airmata, berlinang sejuta kenangan saat aku bersamamu, Kaka. “, ucapku dlam hati. Kutuangkan segala isi hatiku dalam lembaran-lembaran kelam dalam buku kesayanganku. Foto-foto kita saat kita bersama, saat kau ajariku mencari sebuah ilmu, saat kau mengajariku berenang, saat kau mengajarikununtuk bangkit dari segala masalah hidupku, saat – saatku jatuh terbesit luka di pelipis kananku, kau mengobati lukaku hingga kau menagis saat itu juga aku merasakan hangatnya kasih sayangmu.
“ Kaka, kau adalah yang terindah yang pernah aku miliki. Kau adalah adam yang Tuhan ciptakan beserta cinta kasihnya untukku. Kaka, engkaulah pangeran hidupku saat aku terjatuh dalam kesedihan. Engkaulah matahariku, puisi tentang hatiku. Takkan kulupakan segala tenyangmu karena kaulah yang mengajariku untuk tidak mudah goyah dalam mengahdapi apun. Kaka, walau aku tau kini kau tak lagi dapat sebebas hari lalu, walau kini aku tau buah hatimu telah beranjak balita, kini aku mengerti bahwa  cinta tak selamanya harus memiliki”
Kaka, apakah kau masih ingat tentang ini?
‘ Setelah kita tau kalau itu bukan satu harapan mungkin di dunia kan datang itu menjadi kenyataan. Wahai bungaku, semoga engkau adalah wanita yang terbaik dalam hidupku walau ku tau ku tak memilikimu seutuhnya ‘
Kaka masih ingat itukah?
Itu yang membuat aku sadar bahwa aku tak boleh untuk terus menangisi semuanya, aku tak boleh selamanya meratapi kepedihanku karena pernikahanmu.
Apakah kaka juga Ingat waktu ini : 23 Desember 2010 at 10:15 p.m
`Pujaan Hati`
Heii Pujaan hati
Apa kabarmu ?
Ku harap kau baik-baik saja
Pujaan hati
Andai kau tahu
Ku sangat mencintai dirimu
Heii pujaan hati
Setiap malam
Aku berdoa pada Sang Tuhan
Berharap cintaku jadi kenyataan
Agar ku tenang meniti kehidupan
Hei pujaan hati.. Pujaan hati    Pujaan hati  Pujaan hatiiii
Mengapa kau tak membalas cintaku?
Mengapa engkau abaikan rasaku?
Ataukah mungkin hatimu membeku . . . . .
Hingga kau tak pernah pedulikan aku
Cobalah mengerti keadaanku
Dan cobalah pahami keinginanku
Ku ingin engkau menjadi milikku
Lengkapi jalan cerita hidupmu...

Pujaan hatiiiiii............
                                                            ~


.....L-Fchresta.....                                       
Sebuah jarum yang pernah menusuk,
Tumpul kini layu kokohnya,
Sebuah cinta yang tak kembali,
Rapuh kini tegar hatinya,

Melati berayun samar-samar
Kelak hatiku tersayat durinya
Dahan rindang elang bergerak
Laksana samapan terhempas ombak

Berlalu sekejap lama terurai
Bak tahta yang lama tercapai
Kita tak selalu bersama
Hati yang tak pernah bersatu

Cinta tak rapuh
Kasih tak pudar
Aral yang melintang
Bayangmu dalam kalbu

Sabtu, 18 Februari 2012

Hidupku Matiku

Cerpen kedua gue.. hiiihhihii :) 

Selamat Membaca yaa....  


Ketika pagi itu, mungkin aku bersimpuh. Namun, aku tak bisa. Aku lemah, tak berdaya.
Apakah kau tau mengapa? Sudahlah..! Aku tak ingin kamu, orangtuaku, apalagi para sahabat dan teman - temanku tau keadaanku saat ini.


Seiring berjalannya waktu. Seiring tersisanya hari, aku ingin menjadi berguna. Aku ingin menyambut surya dengan gembira. Tidak sia - sia seperti ini.


Kau tau ? Bintang! Indahlah ia jika dipandang. Bersinarlah ia ditengah hitamnya angkasa.

Walau ia tak selalu ada menghiasinya, namun kau pasti tau bahwa ia ada. Ia indah, bermakna dan bercahaya. Banyak teman juga! Aku ingin sepertinya, Cirrius yg gagah!!


Saat ini, detik ini, mungkin aku tertatih menapaki dunia. Alam yg Tuhan ciptakan untukku, begitu luas & mempesona. Namun aku, kini tak dapatkah lg aku menghirup kesegaran alamNya.
Kicau nuri yg riang bernyanyi kini sayup kudengar!


Tuhaan... Kini aku berada diambang 2 kehidupan. Dapat terbaring seperti ini saja aku sudah senang. Bila kau melihat keadaanku mungkin kau tak tega. Tanganku kini penuh dengan selang-selang pembantu hidup yg juga ada di kedua lubang hidungku.


Sakit kadang aku rasa, perih dan detak jantung yg kadang tak menentu membuatku takut. Namun itu semua terbayar karena Tuhan masih sayang aku.
Aku bersyukur atas nikmat Mu Tuhan.
Cairan yg sering keluar dari kulit kepala dan lubang hidungku membuatku sering merasakan pusing.


Mama, papa, kakak dan adikku selalu ada disisiku. Namun aku merasa dosa, aku hanya bisa membuat mereka menitikan airmatanya untukku. "Ma, pa! Maafin Wi, Wi hanya dpt membuat kalian sedih, susah, dan aku hanya dapat membuat kalian menderita karenaku saat ini", jeritku dalam hati.


Alat - alat besar penyangga hidupku kini semakin bertambah. Aku tak mengerti apa yg sebenarnya terjadi. Apa yg aku derita. Aku ingin bertanya pada mereka namun, syaraf-syaraf penggerak mulutku tak mampu bekerja semestinya.


Papa yg selalu menyemangatiku, mama, kakak dan adikku yg slalu menghiburku, membuatku merasa terharu. Terharuku adalah semangat yg mungkin bisa membuatku bangkit. Hanya melalui senyuman dan tatapan mataku mereka tau bahwa aku senang mereka dpt membuatku semangat.


"Wi, kamu harus kuat! Jangan mau kalah sama penyakit. Papa, mama dan semuanya ingin melihat kamu ceria lagi seperti dulu. Kamu yg sering hibur mama kalau mama lg drop, kamu yg selalu buat hal-hal aneh yg papa selalu banggakan. Dan kamu yg selalu fresh didpan teman-temanmu. Ayo Wi, semangat! Kamu gak mau kan lihat semua sahabatmu sedih melihatmu terbaring?", bisik papa dan mama padaku.


Tuhaan.. Bantu aku untuk bisa sembuh. Kanker stadium tinggi serta tumor ganas ini angkatlah dari tubuhku.
Tuhaan.. Bila nanti sahabatku datang, izinkanlah aku tuk menyapa mereka. Walaupun hanya dalam senyuman & tatapan.

Papaaaa kaulah pesawat kehidupanku

Mama.. Tanpamu aku tak adalah kini.

Biarkan aku pergi.

Tinggalkan kalian dg senyuman.

Cukup aku kini menyusahkan kalian.

Aku hanya bisa terbaring tanpa menatap kalian lagi.

Tuhan..

Jagalah papa dan mama selepas ku pergi.

Tuhaan..
jika masih aku diberi kekuatan.

Izinkan aku untuk sampaikan kata tuk mereka.

Tuhan..

Andai saja tubuhku dapat tergerak .

Aku tak ingin diam seperti ini.

Aku ingin bersama mereka.

Tuhaan ..

Berilah mereka keikhlasan untuk merelakanku pergi dari skenario hidup ini.

Tuhaaan..

abadikanlah namaku walau ragaku tak dapat abadi.